Selasa, 11 Februari 2014

DUS


Diary untuk Sahabat

Sahabat adalah seseorang yang selalu mengerti kita. Di saat kita sedih, sahabatlah yang pertama kali untuk menghibur kita. Dialah tempat dimana kita ingin menceritakan rahasia kita. Walaupun terkadang kita pernah berantem, tetapi dia tetap teman yang terbaik bagi kita.
          Dulu aku memiliki sahabat, dia bernama Frisca. Dia adalah sahabatku semenjak kecil. Tapi kita berbeda 1 tahun. Dia lebih mudah daripada aku. Kemana-mana aku selalu bersama dia. Di saat liburan pun aku selalu mengajaknya.

          Sewaktu dia lulus SD. Ku kira dia melanjutkan sekolahnya tetap disini. Tapi ternyata dia ingin melanjutkan SMP nya di Papua. Dia memang pernah bercerita sama aku kalau dia akan melanjutkan sekolah disana. Awalnya aku nggak percaya. Ternyata apa yang di bicarakan sama dia itu benar. Semua keluarganya pindah kesana, kecuali papanya.
Di saat dia mulai berangkat ke papua, aku mengantarnya ke Bandara. Hatiku pada saat itu sedih banget. Karena aku bakal kehilangan sahabatku itu.
          Di saat aku mulai kangen sama dia, aku memang nggak bisa menanyakan keadaan dia. Karena aku tidak tau harus menghubungi dia dari mana. Akhirnya aku menuliskan suratku di dalam buku diaryku.
“ Hai sobat, apa kabar kamu? Kamu baik-baik saja bukan? Aku sangat merindukanmu sobat. Aku ingin banget kamu datang lagi kesini walaupun cuman sebentar.”
          Tiba-tiba frisca menghubungiku. “ Hai kak. Aku frisca. Kakak di sana bagaimana kabarnya?”. Memang biasanya Frisca memanggilku dengan sebutan kakak.
Kemudian aku menjawab pertanyaan dia. Dan kita mulai berkomunikasi.

Beberapa bulan kemudian, tiba-tiba nomer Frisca tidak aktif lagi. Aku sangat sedih banget. Setiap aku kangen sama dia, aku selalu membuka buku diary pemberian terakhir Frisca
“ Fris, kenapa sih nomer kamu tiba-tiba hilang. Sekarang aku sudah tidak bisa berkomunikasi lagi sama kamu Fris”.
          Setelah lama dia pergi ke luar jawa, aku kesepian sekali. Tidak ada lagi yang bisa aku ajak main, bercerita. Andai Frisca datang kesini pasti aku senang sekali.
          Hampir tiap minggu aku menulis curhatanku ke buku itu.
“ Aku ingin banget kamu datang kesini sob. Tapi apa kamu masih ingat dengan wajahku ya. Aku harap kamu masih mengingat aku.”
          Semua curhatan yang ada di buku itu ingin rasanya aku kirim ke Frisca. Tapi aku tidak tau alamat dimana Frisca tinggal. Haduh benar-benar susah untuk bertemu dengan kamu lagi. Bahkan selamanya aku gabisa bertemu dengan kamu lagi.
Doaku hanya satu. Tuhan, aku ingin bertemu dengan sahabatku lagi. Dimanapun tempatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar