Diary untuk
Sahabat
Sahabat adalah
seseorang yang selalu mengerti kita. Di saat kita sedih, sahabatlah yang
pertama kali untuk menghibur kita. Dialah tempat dimana kita ingin menceritakan
rahasia kita. Walaupun terkadang kita pernah berantem, tetapi dia tetap teman
yang terbaik bagi kita.
“
Dulu aku memiliki sahabat, dia bernama Frisca. Dia adalah
sahabatku semenjak kecil. Tapi kita berbeda 1 tahun. Dia lebih mudah daripada
aku. Kemana-mana aku selalu bersama dia. Di saat liburan pun aku selalu
mengajaknya.
Sewaktu dia lulus SD. Ku kira dia melanjutkan sekolahnya
tetap disini. Tapi ternyata dia ingin melanjutkan SMP nya di Papua. Dia memang
pernah bercerita sama aku kalau dia akan melanjutkan sekolah disana. Awalnya
aku nggak percaya. Ternyata apa yang di bicarakan sama dia itu benar. Semua
keluarganya pindah kesana, kecuali papanya.
Di saat dia mulai
berangkat ke papua, aku mengantarnya ke Bandara. Hatiku pada saat itu sedih
banget. Karena aku bakal kehilangan sahabatku itu.
Di saat aku mulai kangen sama dia, aku memang nggak bisa
menanyakan keadaan dia. Karena aku tidak tau harus menghubungi dia dari mana.
Akhirnya aku menuliskan suratku di dalam buku diaryku.
“ Hai sobat, apa kabar
kamu? Kamu baik-baik saja bukan? Aku sangat merindukanmu sobat. Aku ingin
banget kamu datang lagi kesini walaupun cuman sebentar.”
“
Tiba-tiba frisca menghubungiku. “ Hai kak. Aku frisca.
Kakak di sana bagaimana kabarnya?”. Memang biasanya Frisca memanggilku dengan
sebutan kakak.
Kemudian aku menjawab
pertanyaan dia. Dan kita mulai berkomunikasi.
Beberapa bulan
kemudian, tiba-tiba nomer Frisca tidak aktif lagi. Aku sangat sedih banget.
Setiap aku kangen sama dia, aku selalu membuka buku diary pemberian terakhir
Frisca
“ Fris, kenapa sih
nomer kamu tiba-tiba hilang. Sekarang aku sudah tidak bisa berkomunikasi lagi
sama kamu Fris”.
Setelah lama dia pergi ke luar jawa, aku kesepian sekali.
Tidak ada lagi yang bisa aku ajak main, bercerita. Andai Frisca datang kesini
pasti aku senang sekali.
“
Hampir tiap minggu aku menulis curhatanku ke buku itu.
“ Aku ingin banget kamu
datang kesini sob. Tapi apa kamu masih ingat dengan wajahku ya. Aku harap kamu
masih mengingat aku.”
Semua curhatan yang ada di buku itu ingin rasanya aku kirim
ke Frisca. Tapi aku tidak tau alamat dimana Frisca tinggal. Haduh benar-benar
susah untuk bertemu dengan kamu lagi. Bahkan selamanya aku gabisa bertemu
dengan kamu lagi.
Doaku
hanya satu. Tuhan, aku ingin bertemu dengan sahabatku lagi. Dimanapun
tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar