Lovasket
- Pengarang : Luna Torashyngu
- Genre : Drama
- Tebal : 312 hlm ; 20 cm
- Penerbit : Gramedia
- Harga : 33.000 IDR
- Pertama terbit : Juni 2007
- Cetakan ke-5 : Februari 2011
- Tanggal Beli : 14 Agustus 2011
Hidup Vira hancur ketika ayahnya dituduh melakukan korupsi dan harus
dipenjara. Mendadak Vira kehilangan harta benda, kedudukannya sebagai ketua
geng The Roses, teman-teman, pacar, bahkan dia dikeluarkan dari sekolahnya, SMA
Altavia, SMA paling elite di Bandung. Akibatnya Vira jadi mogok hidup, juga
mogok main basket yang sebetulnya merupakan “hidupnya”. Dia merasa tidak ada
gunanya punya teman lagi, karena terbukti teman-teman hanya mendampinginya saat
dia berada pada puncak hidupnya.
Niken adalah Ketua OSIS SMA 31, SMA kecil di pinggiran Bandung. SMA 31
memutuskan akan memangkas anggaran ekskul sehingga ekskul-ekskul yang tidak
berprestasi akan dihapuskan. Ini jadi tugas besar bagi Niken: dia harus
menyeleksi ekskul mana yang akan dipertahankan dan mana yang harus dihapus.
Di antara dilema besar ini, Niken melihat salah satu cara untuk menyelamatkan ekskul basket. Mungkin kalau dia bisa membujuk murid baru itu untuk bergabung dengan ekskul basket, ekskul ini bisa selamat. Selain itu, mungkin Niken juga bisa membuat murid baru yang kelihatan depresi itu lebih ceria. Mungkin Niken bisa membuat Vira tersenyum lagi….
Di antara dilema besar ini, Niken melihat salah satu cara untuk menyelamatkan ekskul basket. Mungkin kalau dia bisa membujuk murid baru itu untuk bergabung dengan ekskul basket, ekskul ini bisa selamat. Selain itu, mungkin Niken juga bisa membuat murid baru yang kelihatan depresi itu lebih ceria. Mungkin Niken bisa membuat Vira tersenyum lagi….
Review
:
Savira Priskila, cewek kelas dua SMA Altavia ─SMA swasta paling favorit di
Bandung─ adalah anak dari direktur cabang Bank Central Buana, salah satu bank
BUMN terbesar di Indonesia. Vira adalah cewek yang cantik dan kaya juga anak
tunggal, jadi kehidupannya sedikit bebas dan sangat dimanja. Ia semacam ketua
geng di sekolahnya. The Roses, namanya. Sahabat-sahabatnya ada yang bernama
Amel, Stella, Lisa, dan Diana. Berlima mereka paling suka have fun, party,
clubbing, hangout, shopping, dll. Vira ini juga lagi
pacaran ma Robi, anak kelas 3 dan putra dari ketua yayasan yang menaungi SMA
Altavia. Pokoknya, sosok Vira digambarkan bak ratu di SMAnya.
Tapi sayang tak lama kemudian semuanya jadi kebanting. Ayah Vira ditahan
atas tuduhan korupsi dua triliun padahal beliau mengaku tidak tahu menahu
tentang dana itu. Seluruh kekayaan : rumah, vila-vila, mobil-mobil,
tabungan, disita. Dalam sehari, Vira dan mamanya harus meninggalkan
kemewahannya dan tinggal di rumah kontrakan kecil yang nggak kerawat.
Keadaan disekolah tidak lebih baik. Walaupun Robi sudah menjamin bahwa
tidak akan ada yang menganggu Vira, hari berikutnya setelah Vira membolos
sehari, Vira mulai merasakan sahabat-sahabatnya menghindarinya. Hanya Amel dan
Robi yang masih mengajaknya bicara. Bahkan untuk menghibur Vira, Robi
mengajaknya untuk dinner bareng. Tapi ternyata lagi-lagi semuanya
berubah seratus delapan puluh derajat dalam semalam.
Hari berikutnya, teman-teman Vira menunjukkan rasa kebencian mereka. Bahkan
Amel mengacuhkannya dan Stella mengungkapkan isi hatinya selama ini, bahwa ia
membenci Vira dan hanya memanfaatkan cewek itu untuk mendapat ketenaran. Bahkan
Robi mencampakannya ─setelah apa yang terjadi antara dirinya dan Vira
malam sebelumnya─ dan sekolah juga mengeluarkannya! Hari-hari Vira semakin
berat dan menyesakkan
Lalu cerita beralih pada Niken Ratna Windusita, ketua OSIS SMA 31 yang
sedang menghadiri pertandingan basket persahabatan antara tim cowok SMA Putrayasa
melawan SMA nya. Rupanya ia sedang dipusingkan dengan masalah penyederhanaan
ekskul-ekskul karena masalah anggaran kegiatan, dan tim basket SMA 31 terancam
dibubarkan karena tidak pernah menunjukkan prestasi apapun. Bahkan dalam
pertandingan kali ini.
Profil SMA 31 ini sendiri digambarkan sebagai sebuah SMA negeri yang
dijadikan pilot project oleh pemerintah sebagai sekolah ‘murah’ untuk
masyarakat kelas menengah ke bawah. Dilihat dari faktor lokasi sekolah yang di
pinggir Timur kota Bandung dan bukan di jalur kendaraan umum menjadikannya
sekolah ini paling nggak populer. Bahkan biaya SPP nya juga paling murah
diantara SMA-SMA Negeri yang lain di Bandung. Well, udah tau kan kalo Vira
kemudian pindah ke sekolah ini?
Yups. Waktu terus bergulir dan tanpa terasa enam bulan telah berlalu. Vira
jadi sosok yang pendiam dan tertutup juga sering bolos sekolah dengan alasan
sakit. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibunya kini membuka warung lotek
kecil-kecilan. Untuk menyelamatkan ekskul basket, Niken terus membujuk Vira
buat bergabung, namun cewek itu enggan terlibat dengan kehidupan basket lagi.
Disisi lain, Niken pantang menyerah karena tampaknya selain memang untuk
menyelamatkan ekskul itu, ini ia lakukan demi Reifan Putranto atau yang biasa
disapa Rei. Cowok ini sahabat Niken sejak 1 SMP, dan menurutku sebenernya Niken
punya hati ke Rei. Daaan, tebakanku ni, tar Rei pasti naksir Vira. Hha, iya ga
ya? Yah, cari tau tar deh
Oia, tanpa diduga Amel menemukan Vira lhoo, dan cewek kalem ini minta maap
atas sikapnya dulu. Dari Amel lah Vira dapat kabar tentang SMA nya dulu, bahwa
kini Stella yang jadi kapten basket dan ia lagi deket ma Robi. Tentu saja persahabatan
Vira-Amel kembali terjalin. Bahkan sosok Diana kembali hadir di kehidupan Vira.
Hanya saja, Diana datang dengan kesedihan dan kegundahan hatinya. Dia membawa
kabar bahwa ia hamil dan tidak tahu harus bagaimana. Sayang, hidupnya jadi
tragis. Berkat Diana lah akhirnya Vira kembali membuka mata dan mulai memiliki
tujuan hidup lagi dan melalui basket lah ia mewujudkannya.
Ehem, ceritanya memang tipikal cerita remaja biasanya, tapi aku cukup
menikmatinya lho.. Habis, karya Luna Torashyngu ini ceritanya cukup ringan sih,
dan yah, sejauh ini nggak kerasa membosankan Bahkan aku paling suka
bagaimana Luna menggambarkan suasana pertandingan basket. Seru. Hhe.. Hanya
saja ─ini pendapatku lho! ─ ada beberapa titik cerita yang aku kurang sreg sama
bahasanya, menurutku agak kaku, kurang luwes, dan kurang santai. Tapi overall,
dari segi cerita, bolehlah. Dan aku suka saat-saat hampir akhir, saat Vira jalan
ma Niken di PVJ. Manis, walaupun aku bisa nebak apa yang terjadi saat itu sih..
juga dengan akhir ceritanya. Hhe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar